Monday, July 26, 2010

Nadya Terkena Flu Singapur

Sudah hampir sebulan ini Ananda Nadya tidak begitu sehat, kata dokter Nadya terkena flu singapur. Tetapi, alhamdulillah dia tetap beraktifitas dan tidak mengkhawatirkan.

Semua itu berawal di satu siang. Nadya mengeluh tidak nafsu makan dan mau makan disuapin sama ayahnya. Sayangnya, ayah sedang ada di luar kota. Sorenya Nadya masih tidak mau makan, malah ngajak jalan-jalan. Saya ajaklah Nad jalan-jalan, sekalian mengalihkan pikirannya dari ayah.

Pulang dari jalan-jalan, Nadya mengeluh sakit leher. Nadya memang jarang sakit dibandingkan teman-teman mainnya. Sakitnya Nadya biasanya panas dalam, dan biasanya sembuh dengan minum larutan penyegar. Karenanya, saya selalu menyimpan cadangan di lemari es. Sore itu pun, Nadya menenggak setengah kaleng larutan dan tertidur. Namun beberapa jam kemudian, Nad terbangun dan menangis sambil memegang-megang lehernya. Semalaman harus tidur dalam gendongan.

Keesokan harinya, Nad tambah ga mau makan bahkan minum susupun ga mau. Air yang masuk hanya melalui sendok. Itupun dengan jeritan ketika dia menelan. Malam itupun Nad harus tidur dalam gendongan. Untungnya, ayah dah pulang jadi bisa gantian menggendongnya.

Keesokan harinya aku amati telapak tangan Nad penuh dengan bercak-bercak merah. Mulutnya pun sariawan. Sudah terlintas di pikiran, Nad kena flu singapur. Teman-teman di tempat bermainnya memang sudah beberapa yang kena penyakit tersebut. sore harinya, Kami bawa Nad ke dokter anak. Ya, benar Nad terkena flu singapur. Dokternya bilang harus mau minum vitamin yang diberikan dan mau makan. Kalau tidak, ada kemungkinan harus dirawat inap.

Apa dan bagaimana sebenarnya flu singapur itu?
Berikut ini informasi yang saya peroleh dari berbagai sumber tentang penyakit tersebut.

Dalam bidang kesehatan, "Flu Singapura" termasuk dalam penyakit Kaki, Tangan dan Mulut ( KTM . Penyakit KTM ini adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus RNA yang masuk dalam famili Picornaviridae (saya tidak bisa menjelaskan virus tersebut lebih detail). Menurut dokter Nad penyebab KTM yang paling sering pada pasien rawat jalan adalah Coxsackie A16, sedangkan yang sering memerlukan perawatan karena keadaannya lebih berat atau ada komplikasi sampai meninggal adalah Enterovirus 71. Berbagai enterovirus dapat menyebabkan berbagai penyakit.


Penyakit ini sangat menular dan sering terjadi dalam musim panas. KTM adalah penyakit umum/biasa pada kelompok masyarakat yang crowded (memang rumah kami ada di lingkunga yang cukup padat. Penyakit ini menyerang anak-anak usia 2 minggu sampai 5 tahun ( kadang sampai 10 tahun ).

Penularannya melalui kontak langsung dari orang ke orang yaitu melalui droplet, pilek, air liur (oro-oro), tinja, cairan dari vesikel atau ekskreta. Penularan kontak tidak langsung melalui barang, handuk, baju, peralatan makanan, dan mainan yang terkontaminasi oleh sekresi itu. Penyakit KTM ini mempunyai imunitas spesifik, namun anak dapat terkena KTM lagi oleh virus strain Enterovirus lainnya. Masa Inkubasi 2-5 hari.

Gejalam umum penyakit ini adalah mula-mula demam tidak tinggi 2-3 hari, diikuti sakit leher (pharingitis), tidak ada nafsu makan, pilek, gejala seperti flu pada umumnya yang tak mematikan. Timbul vesikel yang kemudian pecah, ada 3-10 ulcus dumulut seperti sariawan ( lidah, gusi, pipi sebelah dalam ) terasa nyeri sehingga sukar untuk menelan.
Bersamaan dengan itu timbul rash/ruam atau vesikel (lepuh kemerahan/blister yang kecil dan rata), papulovesikel yang tidak gatal ditelapak tangan dan kaki.
Kadang-kadang rash/ruam (makulopapel) ada dibokong. Penyakit ini membaik sendiri dalam 7-10 hari.

Bila ada muntah, diare atau dehidrasi dan lemah atau komplikasi lain maka penderita tersebut harus dirawat. Pada bayi/anak-anak muda yang timbul gejala berat , harus dirujuk kerumah sakit.

Jika anak kita terkena penyakit ini, maka perawatan bunda yang bisa dilakukan antara lain:
1. Usahakan anak mendapat istirahat yang cukup
2. Karena pengobatan spesifik tidak ada, pengobatan yang bisa dilakukan antara lain Pengobatan simptomatik seperti:
a. pemberian antiseptik didaerah mulut
b. Analgesik misal parasetamol
c. Cairan cukup untuk dehidrasi yang disebabkan sulit minum dan karena demam
d. Pengobatan suportif lainnya ( gizi dll )

Penyakit ini sering terjadi pada masyarakat dengan sanitasi yang kurang baik. Pencegahan penyakit adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan dan perorangan misal cuci tangan, desinfeksi peralatan makanan, mainan, handuk yang memungkinkan terkontaminasi.
Bila perlu anak tidak bersekolah selama satu minggu setelah timbul rash sampai panas hilang. Pasien sebenarnya tak perlu diasingkan karena ekskresi virus tetap berlangsung beberapa minggu setelah gejala hilang, yang penting menjaga kebersihan perorangan.

Mudah-mudahan pengalaman saya ini bisa bermanfaat bagi bunda-bunda lainnya. Dan mudah-mudahan kita semua selalu mendapatkan lindungan-Nya. Aamiin

Salam

2 comments:

neng rara said...

assalamualaikum...
Alhamdulillah sampai juga kesini,
sempat susah ketika nulis bundanadya di om google.ga ketemu terus.
syukur sudah sehat mah nadya nya
ijin follow ya
salam

BundaNadya said...

waalaikum salaam...

aduh aya tamu...mangga linggih. alhamdulillah tiasa tepang didieu nya neng...mugia janten jalan kasaean urang sadyanan

Mohon bimbingan kakak guru (gkgkgkgk)