Thursday, August 5, 2010

Cooking Day

Kami sekeluarga memiliki hari spesial untuk memasak bersama. Hari Sabtu dan Minggu adalah hari "wajib" kami di dapur. Karena hari Sabtu dan Minggu adalah hari dimana kami bertiga, (Saya, Suami, dan Nadya) ada di rumah. Suami memang berada di luar kota setiap hari Selasa sampai Kamis karena jadwal mengajarnya memang hari itu. Saya sendiri bekerja dari hari Senin sampai dengan Jumat.

Suami saya memang senang sekali memasak. Bahkan, dulu di awal pernikahan kami, saya sering diusirnya dari dapur. Sejak remaja memang suami saya sudah tinggal di asrama sehingga sudah terbiasa untuk menyediakan segala sesuatunya sendiri, termasuk menyiapkan makanan. Walaupun waktu kuliah, suami kembali tinggal dengan orang tuanya tetapi kebiasaan mengurus diri sendiri masih tetap dilakukan. Bahkan, setelah kami menikahpun hampir tidak ada perubahan. Apalagi memang, saat ini ketika ada jadwal mengajar, suami tinggal di rumah kami yang di kampung halaman sana. Dengan demikian. lagi-lagi suami saya harus menyiapkan kebutuhannya sendiri.

Tetepi, terlepas dari kebiasaan tersebut, pada dasarnya suami saya memang menyukai kegiatan memasak. Selain itu, sejauh yang saya perhatikan dan juga berdasarkan diskusi-diskusi kami, saya "menilai" suami saya cukup moderat dan tidak beranggapan bahwa urusan domestik adalah mutlak urusan istri. Kalau ada yang bilang dapur adalah wilayah kekuasaan istri, itu tidak berlaku di keluarga kami.

Kalau sudah memiliki ide memasak, suami saya tidak segan-segan pergi ke warung dan membeli bahan-bahan untuk memasak. Karena ketika punya ide seperti itu, bahan-bahan yang harus disiapkan harus persis sesuai dengan yang dibayangkan. Kadang-kadang, sumi "tidak percaya" kalau saya yang membeli bahannya (hehehheh). Karena kebiasaannya tersebut, warung langganan kami seringkali bertanya "Ayah Nad kemana?Kok dah lama ga belanja?" kalau suami kebetulan lama tidak berbelanja.

Biasanya, pada hari memasak, kami memilih menu yang akan dibuat. Tak jarang Nadya yang menentukan. Pagi-pagi kami mulai membuat menu dan kemudian sama-sama pergi belanja dan mulai memasak. Kalau yang punya ide menu suami, maka suami yang menjadi koki, saya dan Nadya akan menjadi asisten. Sebaliknya jika saya yang punya ide menu, saya yang menjadi koki, ayah dan Nadya yang menjadi asistennya.

Sayang, mulai semester ini, suami mengajar samapai hari Sabtu. Jadilah hari memasak kami berkurang, hanya hari Minggu saja.
Tapi tidak apa-apa, minimal kami masih diberikan kesempatan untuk bersama-sama menikmati kebersamaan seperti ini. Alhamdulillah

4 comments:

catatan kecilku said...

Asyik ya punya suami yg hobby masak... hehehe
Acara masak memasak jadi seru...!

Rumah Hijau said...

pengen dong nyobain masakan ayah Nad...

A. Hermana said...

assalamualaikum...
halo mbak..
kapan dong dibawain masakan ayahnya Nad?
salam

Mode OkRek said...

wah senang nih ikutan menikmati hasil cooking-cooking-nya.